Samarinda merupakan ibu kota dari provinsi Kalimantan Timur, Indonesia serta kota dengan penduduk terbesar di seluruh Pulau Kalimantan dengan jumlah penduduk 825.949 jiwa (2021).[1][7] Samarinda memiliki wilayah seluas 783 km² dengan kondisi geografi daerah berbukit dengan ketinggian bervariasi dari 10 sampai 200 meter dari permukaan laut.[8]

Kota Samarinda dibelah oleh Sungai Mahakam dan menjadi gerbang menuju pedalaman Kalimantan Timur melalui jalur sungai, darat maupun udara. Samarinda terkenal dengan perkembangannya yang ekspansif seperti Pelabuhan Samarinda dan Pelabuhan Palaran yang keduanya merupakan pelabuhan tersibuk se Kalimantan Timur,[9][10][11] serta jumlah penduduk terbesar di Kalimantan Timur sekitar 800 ribu jiwa.

Dengan luas wilayah yang hanya sebesar 0,56 persen dari luas Provinsi Kalimantan Timur, Kota Samarinda merupakan wilayah terkecil ketiga setelah Kota Bontang dan Kota Balikpapan.[12] Ditinjau berdasarkan batas wilayahnya, Kota Samarinda seluruhnya merupakan enklave dari Kabupaten Kutai Kartanegara.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Samarinda yang dikenal sebagai kota seperti saat ini dulunya adalah salah satu wilayah Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Pada abad ke-13 Masehi (tahun 1201–1300), sebelum dikenalnya nama Samarinda, sudah ada perkampungan penduduk di enam lokasi yaitu Pulau Atas, Karangasan (Karang Asam), Karamumus (Karang Mumus), Luah Bakung (Loa Bakung), Sembuyutan (Sambutan) dan Mangkupelas (Mangkupalas). Penyebutan enam kampung di atas tercantum dalam manuskrip surat Salasilah Raja Kutai Kartanegara yang ditulis oleh Khatib Muhammad Tahir pada 30 Rabiul Awal 1265 H (24 Februari 1849 M).[13]

Pada tahun 1565, terjadi migrasi suku Banjar dari Batang Banyu ke daratan Kalimantan bagian timur. Ketika itu rombongan Banjar dari Amuntai di bawah pimpinan Aria Manau dari Kerajaan Kuripan (Hindu) merintis berdirinya Kerajaan Sadurangas (Pasir Balengkong) di daerah Paser.[14] Selanjutnya suku Banjar juga menyebar di wilayah Kerajaan Kutai Kartanegara, yang di dalamnya meliputi kawasan di daerah yang sekarang disebut Samarinda.[4]

Sejarah bermukimnya suku Banjar di Kalimantan bagian timur pada masa otoritas Kerajaan Banjar juga dinyatakan oleh tim peneliti dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI (1976): “Bermukimnya suku Banjar di daerah ini untuk pertama kali ialah pada waktu kerajaan Kutai Kertanegara tunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Banjar.”[15][16] Inilah yang melatarbelakangi terbentuknya bahasa Banjar sebagai bahasa dominan mayoritas masyarakat Samarinda di kemudian hari, walaupun telah ada beragam suku yang datang, seperti Bugis dan Jawa.[17][2]

Pada tahun 1730, rombongan Bugis Wajo yang dipimpin La Mohang Daeng Mangkona merantau ke Samarinda. Semula mereka diizinkan Raja Kutai bermukim di muara Karang Mumus, tetapi dengan pertimbangan subjektif bahwa kondisi alamnya kurang baik, mereka memilih lokasi di Samarinda Seberang.[18] Dalam kaitan ini, lokasi di bagian Samarinda Kota sebelum kedatangan Bugis Wajo, sudah terbentuk permukiman penduduk dengan sebagian areal perladangan dan persawahan yang pada umumnya dipusatkan di sepanjang tepi Sungai Karang Mumus dan Karang Asam.[19]

Mengenai nama La Mohang Daeng Mangkona yang diklaim sebagai pendiri Samarinda Seberang, hal ini kontroversi. Namanya tidak ditemukan dalam sumber arsip dan literatur kolonial. Namanya juga tidak tercatat dalam surat perjanjian antara Bugis dan Raja Kutai. Yang tercatat dalam perjanjian beraksara Arab-Melayu dan penelitian S.W. Tromp (1881) sebagai pemimpin Bugis adalah Anakhoda Latuji.[20]

Mengenai asal mula nama Samarinda, tradisi lisan penduduk Samarinda menyebutkan, asal-usul nama Samarendah dilatarbelakangi oleh posisi sama rendahnya permukaan Sungai Mahakam dengan pesisir daratan kota yang membentenginya. Tempo dulu, setiap kali air sungai pasang, kawasan tepian kota selalu tenggelam. Selanjutnya, tepian Mahakam mengalami pengurukan/penimbunan berkali-kali hingga kini bertambah 2 meter dari ketinggian semula.

Oemar Dachlan mengungkapkan, asal kata “sama randah” dari bahasa Banjar karena permukaan tanah yang tetap rendah, tidak bergerak, bukan permukaan sungai yang airnya naik-turun. Ini disebabkan jika patokannya sungai, maka istilahnya adalah “sama tinggi”, bukan “sama rendah”. Sebutan “sama-randah” inilah yang mula-mula disematkan sebagai nama lokasi yang terletak di pinggir sungai Mahakam. Lama-kelamaan nama tersebut berkembang menjadi sebuah lafal yang melodius: “Samarinda”.[21]

Geografi[sunting | sunting sumber]

Batas Wilayah[sunting | sunting sumber]

Dengan luas wilayah 718 km², Samarinda terletak di wilayah khatulistiwa dengan koordinat di antara 0°21'81"–1°09'16" LS dan 116°15'16"–117°24'16" BT. Kota Samarinda memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

UtaraKecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara
TimurKecamatan Muara BadakAnggana, dan Sanga-Sanga di Kabupaten Kutai Kartanegara.
SelatanKecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara
BaratKecamatan Tenggarong Seberang dan Muara Badak di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Iklim[sunting | sunting sumber]

Kota Samarinda beriklim tropis basah, hujan sepanjang tahun. Temperatur udara antara 20 °C – 34 °C dengan curah hujan rata-rata per tahun 1980 mm, sedangkan kelembaban udara rata-rata 85%. Bulan terdingin terjadi pada bulan Januari dan Februari, sedangkan bulan terpanas terjadi pada bulan April dan Oktober. Berikut ini adalah tabel kondisi cuaca rata-rata di wilayah kota Samarinda dan sekitarnya.

sembunyiData iklim Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
BulanJanFebMarAprMeiJunJulAgtSepOktNovDesTahun
Rata-rata tertinggi °C (°F)30.9
(87.6)
31.5
(88.7)
32.5
(90.5)
32.6
(90.7)
31.9
(89.4)
30.9
(87.6)
30.8
(87.4)
31.3
(88.3)
32.1
(89.8)
32.8
(91)
32.3
(90.1)
31.4
(88.5)
31.75
(89.13)
Rata-rata harian °C (°F)26.5
(79.7)
27.2
(81)
27.8
(82)
28.2
(82.8)
28
(82)
27.7
(81.9)
27.2
(81)
27.5
(81.5)
27.6
(81.7)
28.3
(82.9)
27.6
(81.7)
27.1
(80.8)
27.56
(81.58)
Rata-rata terendah °C (°F)23.4
(74.1)
23.5
(74.3)
23.8
(74.8)
24.3
(75.7)
23.9
(75)
23.6
(74.5)
23
(73)
23.4
(74.1)
23.9
(75)
24.3
(75.7)
24.1
(75.4)
23.7
(74.7)
23.74
(74.69)
Presipitasi mm (inci)191
(7.52)
162
(6.38)
190
(7.48)
207
(8.15)
174
(6.85)
172
(6.77)
136
(5.35)
127
(5)
132
(5.2)
199
(7.83)
199
(7.83)
223
(8.78)
2.112
(83,14)
Rata-rata hari hujan171517181616111011151719182
kelembapan85858584848382828383848583.8
Rata-rata sinar matahari harian4.95.95.85.66.66.97.47.97.15.95.24.16.11
Sumber #1: Climate-Data.org[22] & BMKG[23]
Sumber #2: Weatherbase dan WeatherAtlas[24][25]

Sungai-sungai[sunting | sunting sumber]

Kota Samarinda memiliki banyak sungai. Ada 27 sungai alam yang mengalir di dalam Kota Samarinda dan tersebar di beberapa Kecamatan dan Kelurahan. 27 sungai alam yang ada di Samarinda itu kemudian dibuatkan Surat Keputusan Walikota Samarinda tentang Penetapan Sungai Sungai alam dalam wilayah Kota Samarinda tahun 2004, yang ditanda tangani Walikota Samarinda H. Achmad Amins. Berikut ini adalah daftar sungai alam yang mengalir di Kota Samarinda, Kalimantan Timur:[26][27]

Petasamarinda.jpg
NoNama SungaiPanjang (meter)Lokasi
1Sungai Mahakam920.000Loa BuahLoa Janan IlirLoa Bakung,Karang Asam UluTeluk Lerong UluTeluk Lerong IlirPasar PagiKarang MumusSeliliKelurahan MesjidPulau AtasSungai KapihRawa MakmurBukuan
2Sungai Karang Mumus34.700Karang MumusSungai DamaSidodamaiSidomulyoSungai Pinang LuarPelitaSidodadiTemindung PermaiSempaja
3Sungai Karang Asam Besar18.800Teluk Lerong Ilir,Teluk Lerong UluKarang Asam UluKarang Asam IlirLoa BuahAir PutihKarang Anyar
4Sungai Sambutan15.000Sambutan
5Sungai Palaran13.500Handil Bakti
6Sungai Loa Bakung6.800Loa Bakung
7Sungai Muang6.800Muang Lama
8Sungai Lempake6.200Lempake Jaya
9Sungai Manggis6.200Air Hitam
10Sungai Ampera6.000Pulau Atas
11Sungai Simpang Pasir5.600Handil BaktiSimpang Pasir
12Sungai Lais5.000Sungai Kapih
13Sungai Tanah Merah5.000Lempake
14Sungai Tunggul5.000Handil sambutan
15Sungai Binangat4.800Lempake
16Sungai Bayur4.800Sempaja
17Sungai Atas4.400Makroman
18Sungai Siring4.400Sungai Siring
19Sungai Loa Buah4.400Loa Buah
20Sungai Loa Janan3.600SengkotekSimpang TigaTani Aman
21Sungai Mangkujenang3.200Simpang Pasir
22Sungai Selindung3.200Lempake
23Sungai Karang Asam Kecil3.000Teluk Lerong Ilir,Air Putih
24Sungai Rapak Dalam2.400Rapak Dalam
25Sungai Loa Hui2.400Harapan Baru
26Sungai Lantung2.000Sungai Siring
27Sungai Kerbau1200Selili[28]


Demografi[sunting | sunting sumber]

Suku bangsa[sunting | sunting sumber]

Kota Samarinda dihuni berbagai macam suku bangsa. Suku bangsa terbesar yaitu suku Jawa (36,70%), disusul Banjar (24,14%), Bugis (14,43%), Kutai (6,26%) dan Buton (2,13%). Kemudian ada juga suku bangsa lainnya, yaitu DayakTorajaMinahasaBatakTionghoaSundaMaduraMandarMakassarMinangkabau dan lain-lain.[butuh rujukan] Ada juga penduduk Samarinda sejumlah orang EropaAmerikaAsia (termasuk ASEAN), Oceania dan Africa baik itu dengan ITAP maupun ITAS.[29]

Agama[sunting | sunting sumber]

<div style="border:solid transparent;position:absolute;width:100px;line-height:0;<div style="border:solid transparent;position:absolute;width:100px;line-height:0;<div style="border:solid transparent;position:absolute;width:100px;line-height:0;

Agama di kota Samarinda (2010)[30]

  Islam (90.93%)
  Protestan (5.25%)
  Katolik (2.12%)
  Buddha (0.86%)
  Hindu (0.12%)
  Konghucu (0.08%)
  Lainnya (0.01%)
  Tidak tahu (0.64%)

Masyarakat kota Samarinda memeluk berbagai macam agama, di antaranya Islam 91,36%, kemudian Kekristenan 7,53% di mana Protestan 5,06% dan Katolik 2,47%. Pemeluk agama Buddha sebanyak 0,97%, kemudian Hindu 0,10%, Konghucu 0,03% dan Kaharingan 0,01%[1]

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Balai kota, kantor kedinasan wali kota dan wakil wali kota Samarinda.
Gedung DPRD Kota Samarinda.

Secara yuridis Kota Samarinda terbentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1959. Dasar untuk menetapkan hari jadi kota Samarinda adalah kesimpulan tim penyusun sejarah yang dibentuk Pemerintah Daerah Kotamadya Samarinda berdasarkan asumsi dan prediksi atau estimasi 64 hari masa pelayaran dari Wajo menuju Samarinda, sejak penandatangan Perjanjian Bongaya 18 November 1667. Akhirnya, diperoleh hasil tanggal 21 Januari 1668, yang bertepatan pula dengan hari jadi Pemerintah Daerah Samarinda, 21 Januari 1960.[31]

Telah ditetapkan pada peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Samarinda Nomor: 1 tahun 1988 tanggal 21 Januari 1988, pasal 1 berbunyi, "Hari Jadi Kota Samarinda ditetapkan pada tanggal 21 Januari 1668 M, bertepatan dengan tanggal 5 Sya'ban 1078 Hijriyah". Penetapan ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan hari jadi kota Samarinda ke-320 pada tanggal 21 Januari 1988.

Tanggal 21 Januari 1668 adalah hari yang diperkirakan dari satu versi sebagai awal kedatangan orang-orang suku Bugis Wajo yang kemudian mendirikan pemukiman di Samarinda Seberang. Meskipun demikian, sebelum rombongan Bugis Wajo datang ke Samarinda, sudah ada peradaban komunitas Kutai Kuno dan Banjar di wilayah Samarinda.[32]

Daftar Wali Kota[sunting | sunting sumber]

Daftar wali kota Samarinda sembunyi
NoFotoWali KotaAwal JabatanAkhir JabatanKet.Wakil Wali Kota
1Walikota Samarinda PErtama.jpgKapten
Soedjono AJ
19601961
2Walikota ke 2.jpgLetkol
Ngoedio
BcHK
19611965
19651967
3H.
M. Kadrie Oening
8 November 19671972
19721975[ket. 1]
197511 Februari 1980
4Drs. H.
Anang Hasyim
11 Februari 198011 Februari 1985
5Let.Kol.
Iswanto Rukin
11 Februari 19857 Maret 1985[ket. 2]
6Drs. H.
Abdul Waris Husain
198523 November 1995
7Kolonel H.
Lukman Said
23 November 199523 November 2000Achmad Amins
8Achmad amins.jpgDrs. H.
Achmad Amins
M.M
.
23 November 200023 November 2005Syaharie Jaang
23 November 200523 November 2010
9Syaharie Jaang Samarinda.jpgH.
Syaharie Jaang
23 November 201023 November 2015Nusyirwan Ismail
(9)17 Februari 201613 Februari 2018Nusyirwan Ismail[ket. 3]
(9)24 Juni 201817 Februari 2021Muhammad Barkati[33]
10Andi Harun Samarinda.jpgDr. H.
Andi Harun
S.T., S.H., M.Si.
26 Februari 2021PetahanaIr. H.
Rusmadi Wongso
M.S., Ph.D.
Keterangan
  1. ^ Sebagai Penjabat Wali kota
  2. ^ Meninggal pada saat baru menjabat
  3. ^ Meninggal saat menjabat

Pada tanggal 17 Februari 2021, tepat berakhirnya masa jabatan Syahrie Jaang, rencanaya akan dilakukan pelantikan Andi Harun dan Rusmadi Wongso sebagai Wali dan Wakil Wali Kota Samarinda terpilih. Namun, pelantikan ditunda karena Gubernur Kaltim merencanakan untuk melantik sekaligus para kepala daerah terpilih di Kaltim.[34]

Dewan Perwakilan[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Samarinda dalam dua periode terakhir.

Partai PolitikJumlah Kursi dalam Periode
2014-2019[35]2019-2024[36]
  PKB0Kenaikan 3
  Gerindra5Kenaikan 8
  PDI-P8Steady 8
  Golkar9Penurunan 5
  NasDem4Steady 4
  PKS3Kenaikan 5
  PPP4Penurunan 2
  PAN3Kenaikan 4
  Hanura3Penurunan 1
  Demokrat6Penurunan 5
Jumlah Anggota45Steady 45
Jumlah Partai9Kenaikan 10


Kecamatan[sunting | sunting sumber]

Kota Samarinda memiliki 10 kecamatan dan 59 kelurahan dengan kode pos 75111 hingga 75253. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 766.015 jiwa dengan luas wilayah 783,00 km² dan sebaran penduduk 978 jiwa/km².[37][38] Kecamatan Samarinda Utara merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar dengan luas wilayah lebih dari 31 persen luas Kota Samarinda, sedangkan Kecamatan Samarinda Kota merupakan kecamatan dengan luas wilayah terkecil.

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Samarinda, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
KecamatanLuas
wilayah
(km2)
Jumlah
Kelurahan
Daftar Kelurahan
64.72.10Loa Janan Ilir26,135
64.72.01Palaran221,295
64.72.04Samarinda Ilir17,185
64.72.09Samarinda Kota11,125
64.72.02Samarinda Seberang12,496
64.72.03Samarinda Ulu22,128
64.72.05Samarinda Utara229,528
64.72.07Sambutan100,955
64.72.06Sungai Kunjang43,047
64.72.08Sungai Pinang34,165
TOTAL59

Pemilihan Umum Kepala Daerah[sunting | sunting sumber]

Pilkada Samarinda[sunting | sunting sumber]

Sejak reformasi 1998 dan pemberlakuan otonomi daerah, Kota Samarinda pertama kali menggelar pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah pada tahun 2005 dan terpilih pasangan Achmad Amins sebagai wali kota dan Syaharie Jaang sebagai wakil wali kota Samarinda. Sebelumnya, pasangan ini juga menjabat sebagai wali kota dan wakil wali kota pada tahun 2000 atas sidang DPRD Samarinda.

Pada tahun 2010, pemilu kada Kota Samarinda kembali digelar dan pencoblosan dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2010[39] dengan 1.445 TPS di 53 kelurahan di Samarinda yang diperuntukkan bagi 509.069 pemilih yang terdaftar dalam DPT.[40]

Adapun pasangan yang mengikuti Pilkada Samarinda 2010 adalah sebagai berikut:

No.Nama pasanganUsunganPerolehan suara[41]
1Ridwan Asmaran–Nasir Waladi (Risna)Independen dengan 30.927 surat dukungan3.545 suara (1,17%)
2Syaharie JaangNusyirwan Ismail (Jaa'nur)Partai DemokratPKSPPPPelopor dan PBR145.611 suara (47,86%)
3Iriansyah Busra–Ahmad Faidilham Djafar (Irfa-Busra)Independen dengan 31.819 surat dukungan4.486 suara (1,47%)
4Ipong Muchlissoni–Edy KurniawanPDIPPAN, dan Hanura73.355 suara (24,11%)
5Andi Harun–Damanhuri (Adham)Partai GolkarPartai PatriotPDK serta Gerindra57.979 suara (19,06%)
6Sutrisno–Yulianus Kenock SumualIndependen dengan 30.982 surat dukungan11.992 suara (3,94%)
7Dani Firnanda–Ridwan EffendiIndependen dengan 32.630 surat dukungan7.229 suara (2,40%)

Berdasarkan hasil Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Penghitungan Suara KPUD Samarinda pada tanggal 16 Oktober 2010, maka pasangan Syaharie Jaang–Nusyirwan Ismail ditetapkan sebagai pemenang pemilu kada Kota Samarinda tahun 2010.

Syaharie JaangNusyirwan Ismail dilantik sebagai wali kota dan wakil wali kota Samarinda pada tanggal 23 November 2010 di Gedung Serbaguna Stadion Madya Sempaja oleh Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak.[42]

Lambang Daerah[sunting | sunting sumber]

Pesut Mahakam adalah maskot kota Samarinda. Namun saat ini Pesut Mahakam tidak terlihat lagi di sepanjang sungai Mahakam. Pesut Mahakam terdesak oleh kemajuan kota dan pindah ke hulu sungai. Populasi Pesut Mahakam semakin menurun dari tahun ke tahun. Bahkan menurut sebuah penelitian, Pesut Mahakam sekarang tinggal 50 ekor. Jika tidak dilakukan antisipasi dan pelestarian, maka dalam waktu beberapa tahun saja Pesut Mahakam akan punah, menyusul pesut dari Sungai Irrawaddy dan Sungai Mekong yang sudah terlebih dahulu punah dan Pesut Mahakam adalah pesut air tawar terakhir yang hidup di planet bumi

Militer[sunting | sunting sumber]

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Menurut Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada tahun ajaran 2010/2011 terdapat 125.924 siswa di Samarinda dan 685 sekolahan.[43] Selain itu terdapat 3 perguruan tinggi negeri dan 24 perguruan tinggi swasta lainnya.

Pendidikan formalSD atau MI negeri dan swastaSMP atau MTs negeri dan swastaSMA atau MA negeri dan swastaSMK negeri dan swastaPerguruan tinggi
Jumlah satuan252129545327
Data sekolah di kota Samarinda
Sumber:[44]

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Kota Samarinda telah memiliki beberapa pusat fasilitas kesehatan yang cukup lengkap di provinsi Kalimantan Timur. Selain memiliki beberapa rumah sakit yang juga telah didukung oleh beberapa perguruan tinggi yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie yang berafiliasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman dan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur.

Guna mendukung pelayanan kesehatan kepada masyarakat tersedia sarana kesehatan yang disediakan oleh Pemkot Samarinda seperti RSKD Atma Husada dan RSUD I.A Moeis maupun oleh Swasta seperti RS Islam, RS Dirgahayu, RS H.Darjad, RS Pupuk Kaltim Siaga Ramania, RS Samarinda Medica Citra, dan lain-lain. Selain itu saat ini juga sedang dalam proses pembangunan seperti RS Universal Medical Center, dan RS Dharmawan.

Pelayanan umum[sunting | sunting sumber]

Air bersih[sunting | sunting sumber]

Untuk melayani kebutuhan air bersih, pemerintah kota melalui PDAM Samarinda berbenah demi peningkatan pelayanan air bersih kepada pelanggannya,di antaranya dengan peningkatan kapasitas produksi di berbagai IPA (Instalasi Pengolahan Air) bersih.

  • Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cendana dengan debit 300 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
  • Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tirta Kencana dengan debit 160 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
  • Instalasi Pengolahan Air (IPA) Samarinda Seberang dengan debit 100 lt/dt, sumber air sungai Mahakam.
  • Instalasi Pengolahan Air (IPA) IKK desa Lempake dengan debit 2,5 lt/dt, sumber air baku waduk Lempake.
  • Instalasi Pengolahan Air (IPA) IKK Kecamatan Palaran dengan debit 17,5 lt/dt, sumber air baku sungai Mahakam.[45]

Untuk mengantisipasi kebutuhan energi listrik, di kota ini telah dibangun beberapa pembangkit listrik, antara PLTD Keledang dan PLTD Karang Asam yang berafiliasi dengan jaringan listrik Sektor Mahakam. Namun, pemadaman listrik masih terjadi.

Untuk jaringan telekomunikasi, hampir disetiap kawasan dalam kota ini telah terjangkau terutama untuk jaringan telepon genggam, dan pada kawasan tertentu telah tersedia layanan gratis internet tanpa kabel (Wi-Fi) atau dikenal juga dengan hotspot yang terdapat pada beberapa perguruan tinggi, pusat perbelanjaan, dan hotel.

Dalam menangani masalah sampah, pemerintah kota memfungsikan lahan di kecamatan Samarinda Ulu di TPA Bukit Pinang seluas 10 hektare, yang berjarak 15 km dari pusat kota. Tidak kurang dari 1.008 m³ sampah masyarakat dari seluruh penjuru Samarinda dibuang ke TPA Bukit Pinang.[46]


Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Kota Samarinda memiliki beberapa objek wisata yang menjadi andalan dan sering dikunjungi wisatawan lokal.

Wisata alam[sunting | sunting sumber]

Objek wisata alam yang ada di Samarinda antara lain Air terjun Tanah Merah, Air terjun Berambai, Air terjun Pinang Seribu, Gunung Steling Selili, dan Kebun Raya Unmul Samarinda yang terdapat atraksi danau alam, kebun binatang dan panggung hiburan.

Wisata budaya[sunting | sunting sumber]

Untuk menikmati wisata budaya, wisatawan bisa mengunjungi Desa Budaya Pampang yang berjarak sekitar 20 km dari pusat kota. Pampang akan menampilkan atraksi budayanya dari suku Dayak Kenyah pada hari minggu.[47]

Produk budaya dari Samarinda berupa ukir-ukiran dan pernak-pernik lainnya yang bisa didapatkan di Citra Niaga. Samarinda juga mempunyai produk tekstil yang bernama Sarung Samarinda dan Batik Ampiek, batik yang bermotif ukiran Dayak.

Wisata religi[sunting | sunting sumber]

Beberapa tempat ibadah juga menjadi wisata religi di Samarinda seperti Masjid Shiratal Mustaqiem, masjid tertua di Samarinda. Tedapat pula Masjid Islamic Center Samarinda yang merupakan Masjid terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal di Jakarta. Objek wisata ziarah di kota ini adalah Makam La Mohang Daeng Mangkona, pendiri Kota Samarinda. Sekitar 10 km ke arah barat kota Samarinda, terdapat goa Maria di Rumah Retret Bukit Rahmat, Loa Janan.

Pusat Perbelanjaan[sunting | sunting sumber]

Plaza dan Mal[sunting | sunting sumber]

Pusat perbelanjaan modern yang ada di kota ini antara lain:

Pertokoan[sunting | sunting sumber]

Pusat pertokoan yang ada di kota ini antara lain:

  • Citra Niaga yang merupakan taman hiburan rakyat pertama yang berdiri di kota Samarinda. Citra Niaga memenangkan Penghargaan Aga Khan Award yang merupakan penghargaan bergengsi berskala internasional dalam bidang arsitektur karena rancangannya yang menyatukan antara fungsi untuk menampung pedagang kaki-lima (makanan, kerajinan, dll) dengan konsep terbuka serta pedagang menengah dengan konsep ruko yang saling mendukung. Bersama-sama dengan pemerintah daerah dan konsultan penggabungan ini berhasil dalam mendatangkan pengunjung dan konsep pemeliharaan lingkungan yang mandiri.[48]
  • Mahakam Square

Pasar[sunting | sunting sumber]

Bagian depan Pasar Pagi di Jalan Jenderal Sudirman.

Berbagai pasar tradisional juga masih ada yang bertahan di kota Samarinda hingga saat ini, di antaranya adalah:

  • Pasar Pagi, merupakan pasar tertua di Kota Samarinda. Pasar ini awalnya dibangun di pinggir sungai Mahakam. Namun seiring dengan perkembangan kota, maka pasar dipindahkan agak menjauh dari tepi sungai karena tepi sungai dibuat jalan.
  • Pasar Segiri, merupakan pasar terbesar/pasar induk di kota Samarinda. Pasar Segiri mengalami kebakaran pada tahun 2009 dan sedang dibangun kembali dengan konsep pasar tradisional yang modern.
  • Pasar Rahmat, terletak di Jl. Lambung Mangkurat, Pelita.
  • Pasar Kedondong, terletak di Jl. Ulin, Karang Asam Ilir.
  • Pasar Kemuning, terletak di Loa Bakung.
  • Pasar Sei Dama, terletak di Jl. Otto Iskandardinata.
  • Pasar Impres Baqa, terletak di Jl. Sultan Hasanudin.
  • Pasar Laut (sore), terletak di ujung jalan HOS Cokroaminoto.
  • Pasar Harapan Baru, terletak di Jl. Kurnia Makmur, Harapan Baru. Pasar ini pernah terbakar hebat pada tahun 2003 sehingga seluruh pasar dan sebagian rumah warga hangus. Pasar ini kembali dibangun beberapa bulan kemudian dan Jl. Kurnia Makmur dibuat menjadi dua jalur untuk mencegah kebakaran lagi yang meluas karena sebelumnya Jl. Kurnia Makmur terbilang sempit sehingga api yang berada di pasar sebelah kiri pasar dapat menyambar ke bagian pasar sebelah kanan.
  • Palaran Trade Centre (PTC), pasar dengan konsep modern pertama di Samarinda. Pasar ini diresmikan pada tanggal 15 Mei 2010.[49]

Transportasi[sunting | sunting sumber]

Air[sunting | sunting sumber]

Jembatan Mahakam dipotret dari atas kota.

Sebagai kota yang dibelah Sungai Mahakam, dalam sejarahnya sebagai kota sungai Samarinda memiliki transportasi air tradisional sejak dahulu, yakni Tambangan dan Ketinting. Tambangan biasa digunakan sebagai alat transportasi menyeberang sungai dari daerah Samarinda Seberang ke kawasan Pasar Pagi. Ketinting menjadi moda transportasi sungai utama untuk menyeberangi sungai maupun menuju wilayah tertentu yang hanya bisa dinaiki oleh manusia dan barang.

Sedangkan untuk mengangkut kendaraan, kapal feri sempat beroperasi menyeberangi sungai dari pelabuhan Harapan BaruSamarinda Seberang ke pelabuhan Samarinda Kota. Namun, sejak pembangunan dan beroperasinya Jembatan Mahakam pada tahun 1987, tambangan dan ketinting mulai berkurang penumpangnya meski tak signifikan. Tetapi, yang paling merasakan kerugian adalah kapal feri hingga akhirnya pelayaran ditutup.

Selain Jembatan Mahakam, terdapat pula jembatan lain yang menjadi penghubung antara Samarinda Kota dengan Samarinda Seberang, yakni Jembatan Mahakam Ulu yang diresmikan pada tahun 2009 dan Jembatan Mahkota II yang diresmikan pada tahun 2018. Selain itu, bersebelahan dengan Jembatan Mahakam juga telah dibangun jembatan baru yang lebih tinggi yang diberi nama Jembatan Mahakam IV, yang telah diresmikan pada tahun 2020.[50]

Terdapat pelabuhan peti kemas yang berada di Jalan Yos Sudarso dan sekarang sedang dibangun pelabuhan baru yang terletak di kecamatan Palaran untuk menggantikan pelabuhan yang sekarang sudah tidak sesuai dengan kondisi kota. Pada tanggal 26 Mei 2010, pelabuhan baru tersebut selesai dibangun dan diresmikan dengan nama TPK Palaran dan saat ini dalam tahap uji coba.

Darat[sunting | sunting sumber]

Terdapat jalan darat yang menghubungkan kota Samarinda dengan Balikpapan ke selatan, kemudian Kota Bontang dan Sangatta (Kutai Timur) ke utara, jalan baru ke Tenggarong (Kutai Kartanegara) di arah barat laut serta ke Sanga-Sanga, Kutai Kartanegara melalui jalan tenggara yang tembus sampai ke Muara JawaSamboja dan Balikpapan.

Bus[sunting | sunting sumber]

Terdapat 3 terminal perhubungan darat yang menghubungkan kota Samarinda dengan daerah-daerah lain di Kalimantan, antara lain Terminal Sungai Kunjang yang melayani rute ke Kota Balikpapan, Kutai Kartanegara dan Kutai Barat, Terminal Lempake yang melayani rute Kota Bontang dan Kutai Timur, dan Terminal Samarinda Seberang yang melayani rute ke Paser hingga Kalimantan Selatan.

Jalan tol[sunting | sunting sumber]

Saat ini telah terbangun jalan bebas hambatan yang menghubungkan Samarinda dengan Balikpapan, dengan panjang 97 km. Jalan Tol Samarinda - Balikpapan ini merupakan jalan tol pertama di Pulau Kalimantan, dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada akhir 2019.[51] Jalan tol ini membentang mulai dari Simpang Jembatan Mahkota 2 di Kota Samarinda hingga KM 13 Balikpapan, dan berlanjut hingga Kecamatan Balikpapan Timur di Kota Balikpapan. Saat ini, ruas tol yang bisa dilalui baru sepanjang 64,87 km (Simpang Jembatan Mahkota 2 - Samboja) dan diharapkan dapat segera beroperasi sepenuhnya. Ke depannya, direncanakan akan dibangun tol lanjutan ke arah utara menuju Kota Bontang.

Udara[sunting | sunting sumber]

Samarinda dapat diakses melalui Bandara Internasional APT Pranoto (NSA/Bandara Samarinda Baru) yang terletak di Sungai Siring sekitar 30 km sebelah utara Samarinda. Terletak di kawasan BIMP-EAGA,[52] bandara ini merupakan salah satu pintu gerbang utama turis mancanegara menuju berbagai destinasi wisata Kalimantan seperti Kepulauan Derawan,[53] Taman Nasional Kutai[54] dan sebagainya. Pada tahun 2019 (sebelum pandemi COVID19), bandara ini melayani 1,1 juta penumpang dan 206 ton kargo.[55]

Bandara ini menggantikan Bandara Temindung pada tahun 2018, dan dalam setahun langsung menduduki peringkat ke-3 bandara Kemenhub terbaik se Indonesia di majalah Bandara,[56] juga masuk dalam 11 bandara terbaik se Indonesia versi Wonderful Indonesia.[57] Bandara ini merupakan pusat operasi untuk Susi Air.[58]

Media Massa & Komunikasi[sunting | sunting sumber]

Stasiun TVRI Kalimantan Timur.

Televisi[sunting | sunting sumber]

Surat Kabar[sunting | sunting sumber]

Ada beberapa surat kabar harian (SKH) yang terbit di Kaltim, yang tidak bisa dilupakan dalam perkembangan kota Samarinda dari masa ke masa. Surat Kabar yang pertama kali terbit di Samarinda adalah Persatoen dan Perasaan Kita. Kedua surat kabar ini bukan surat kabar harian. Terbit pada akhir 1922. Surat Kabar Harian baru terbit pertama kali di Samarinda pada tahun 1935. Surat Kabar Harian Pertama di Kaltim itu adalah Surat Kabar Pewarta Borneo dan Pantjaran Berita.[59][60]

Di masa orde baru hingga era reformasi ada dua surat kabar harian yang terbit, yaitu SKH Suara Kaltim, yang kemudian berganti nama menjadi SKH Swara Kaltim dan SKH ManuntunG yang kemudian berubah nama menjadi Kaltim Post. Selanjutnya terbit SKH Kutai Baru, yang kemudian berganti nama menjadi SKH Poskota Kaltim. Kemudian terbit SKH Matahari (grup Poskota Kaltim), lalu berubah menjadi SKH Matahari Kaltim Times,lalu nama Matahari dihilangkan menjadi Harian Umum Kaltim Times.

SKH Suara Kaltim atau Swara Kaltim dan Poskota Kaltim grup adalah koran lokal yang diterbitkan orang-orang daerah dan berkantor cabang utama di Samarinda (SKH Suara Kaltim/Swara Kaltim dan SKH Poskota Kaltim, SKH Matahari Kaltim/Kaltim Times Tenggarong. SKH Suara Kaltim, SKH Poskota Kaltim, SKH Matahari Kaltim/SKH Kaltim Times selain beredar di Samarinda dan Tenggarong, juga beredar ke seluruh kota dan kabupaten di Kaltim, bahkan hingga Nunukan, Tarakan, Malinau, Bulungan sebelum dimekarkan dan bergabung dalam Provinsi Kalimantan Utara. Surat kabar harian lokal lainnya adalah KoranKaltimKalpost dan Express.

Sementara surat kabar grup Kaltim Post di Samarinda yaitu SKH Samarinda Pos, di Balikpapan terbit Balikpapan Pos (sebelumnya namanya Post Metro Balikpapan), Berau Post terbit di Tanjung Redeb, Bontang Post terbit di Bontang. Selain koran-koran harian di Kaltim juga ada SKH Tribun KaltimTribun Kaltim satu grup dengan SKH kompas.[61]

Olahraga[sunting | sunting sumber]

Kota Samarinda mempunyai fasilitas pendukung untuk kegiatan olahraga, antara lain lapangan basket, panah, sepak bola, dan panjat tebing di Tepian Mahakam serta kompleks stadion di SempajaSegiri dan Palaran. Lapangan-lapangan umum di berbagai penjuru kota juga sering dijadikan tempat aktivitas berolahraga, di antaranya yang terbesar adalah lapangan Pemuda dan lapangan Kinabalu.

Klub olahraga sepak bola yang bermarkas di Samarinda adalah Borneo FC dengan pendukungnya yang dijuluki Pusamania. Saat ini Borneo FC mengikuti Liga 1 Indonesia, dan menggunakan Stadion Segiri sebagai kandangnya.

Samarinda pernah dipercaya sebagai tuan rumah kegiatan olahraga, baik dari skala nasional maupun internasional, antara lain:

  1. Indonesia Open 1990, kejuaraan bulu tangkis yang diadakan dari tanggal 18 dengan tanggal 22 Juli 1990 di GOR Segiri
  2. Pekan Olahraga Nasional XVII yang dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Juli 2008 dan ditutup oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Stadion Utama Palaran
  3. Samarinda International Nine Ball Billiard Championship 2010 pada 29 Januari hingga 4 Februari 2010 di GOR Segiri[62]
  4. Bankaltim Indonesia Open Grand Prix Gold Badminton Championship, yang diselenggarakan di komplek Stadion Utama Palaran pada tanggal 12 sampai 17 Oktober 2010[63]

0 comments: